Senin, 01 Oktober 2012

IF I SHOULD...

About Me..

Menyusuri sepanjang jalan beraspal dengan perasaan hancur, akhirnya hatiku menangis juga setelah beberapa lama tertahan memenuhi seisi hati menyesaki dada, aku yang kuat, aku yang tegar, aku yang angkuh, aku yang tidak pernah mau berkompromi dengan kecengengan.. pada akhirnya menyerah kalah tanpa syarat.

Kulawan setiap tatapan yang tertuju padaku, tanpa harus kujawab pertanyaan yang tersirat di benak mereka.. 'orang-orang yang aneh yang selalu pengen tau urusan orang lain' gumamku dalam hati.
Yang aku tau dari setiap tatapan yang mereka tujukan padaku, berjuta pertanyaan yang bisa ku artikan, aku fahami, senyuman yang berkesan sekedar ingin menyapa, tatapan yang menandakan kebingungan, kerlingan yang menunjukan keisengan.. meski semua itu ga bisa menghapus perasaan sedihku.

Tanpa terasa kulewati jalan yang dulu bersama teman-teman sebayaku diwaktu kecil, rumah itu sudah tidak ada, yang ada hanya kenangan yang tergambar perlahan hingga semua terasa nyata.
Gang yang selalu aku lewati, rumah temanku semasa kecil, toko buku favoritku, lapangan tempat aku bermain bola, kupejamkan mataku sejenak merasakan ada kenangan yang hidup didalam hatiku.. membawaku kembali ke masa lalu.. aahh seandainya saja.. tanpa terasa air mata berurai membasahi pipi..
Tiga puluh tahun lalu aku disini dengan segala kebahagiaan kanak-kanakku, kepolosanku, kegigihanku mempertahankan hidup tanpa beban, tiga puluh tahun lalu hatiku merdeka, tidak seorangpun yang berani menjajah hati.

Sejauh mata memandang.. kenangan masa kecilku silih berganti bermunculan seakan seperti iklan di televisi, hanya saja tergambar dalam warna hitam dan abu-abu.

Akhirnya aku memasuki sebuah masjid yang tentu saja banyak menyimpan cerita, sambil melepas sandal kupandangi sekeliling. Udara dingin menyusup ke sela-sela jari kakiku, aku nyalakan keran air agar aku bisa berwudhu, kemudian melangkah masuk mencari rukuh yang tersimpan dalam rak lemari, tentu saja rukuh itu aku pinjam.
Aku duduk terdiam sejenak menarik nafas dalam-dalam, agar beban di hati dapat aku keluarkan.
Setelah selesai 'menghadap' aku kembali bersujud kali ini menangis sejadi-jadinya, mengadu kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Segalanya, berharap memohon Allah mengampuni dosa-dosaku, memberikan ketegaran, kekuatan, dan kesabaran kepadaku. Aku yang selalu dilihat orang senang, aku yang selalu dinilai orang bahagia, akhirnya menemukan kesedihannya sendiri disudut masjid yang luas.

Aku hanya bisa bersyukur sebab diantara cobaan hidupku, Allah masih memberikan aku nafas, Allah masih memberikan aku anak-anak yang shaleh dan shaleha, Allah masih memberikan aku keluarga yang sangat peduli, dan Allah telah menghadirkan seseorang yang menyayangiku, satu hal yang pasti, Allah masih memberikan aku kesempatan untuk bisa tetap bersyukur 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar